Lutut adalah salah satu modal yang diberikan Tuhan untuk manusia agar bisa bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Karena itu, jangan pernah sampai mengalami cedera lutut.
Adapun istilah “modal dengkul” ternyata secara harfiah benar adanya. Bayangkan, bagaimana hidup manusia tanpa adanya lutut. Cara berjalan manusia akan sangat kaku dan menghabiskan lebih banyak energi.
Pergerakan lutut memungkinkan kita berjalan dengan pola gerak yang lebih alami dan nyaman.
Selain itu, lutut juga memiliki fungsi lain yang mendukung pergerakan anggota tubuh bagian bawah yaitu gabungan dari peredam kejut, penopang, dan sebagai poros gerakan.
Karena fungsinya yang sedemikian kompleks, tidak heran lutut banyak terlibat dalam gerakan dan aktivitas manusia.
Lantaran lebih sering dipakai, lutut memiliki risiko lebih besar untuk mengalami overuse sehingga rentan cedera.
Cedera lutut adalah cedera yang paling sering terjadi selain cedera engkel. Cedera lutut berkisar dari cedera sendi hingga ke dislokasi dan fraktur (patah tulang). Parah tidaknya cedera pada lutut bergantung dari penyebab cedera tersebut bisa terjadi.
Jangan dianggap remeh, cedera lutut ternyata mahal, loh. Tergantung dari komponen yang cedera dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Biaya yang diperlukan pun mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta untuk mengembalikan fungsi lutut sebagaimana mestinya.
Cedera lutut secara luas bisa dikatakan sebagai rasa sakit yang mengganggu dan memengaruhi kinerja lutut.
Rasa sakit ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Cedera lutut sangat beragam bisa berupa cedera pada ligamen, bantalan antar tulang (meniskus), patah tulang pada tempurung lutut, dan cedera tendon (tendinitis).
Biasanya terjadi akibat gerakan terus menerus atau gerakan dan benturan tiba tiba yang mengubah posisi lutut. Dalam jenis ini, dislokasi (posisi tempurung lutut keluar dari posisi seharusnya) adalah kasus yang paling sering terjadi.
Artritis atau peradangan pada sendi menyebabkan sendi mengalami pembengkakan yang diiringi dengan rasa nyeri dan kaku.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera lutut:
Semakin berat badan seseorang, semakin berat pula beban yang ditanggung oleh lutut. Keadaan ini diperparah dengan beberapa gerakan yang dilakukan seperti naik dan turun tangga yang bisa menggerus bantalan antar tulang (meniskus) lebih cepat.
Otot berguna untuk meredam beban lutut. Selain itu, dengan otot yang cukup maka kestabilan otot akan menjadi lebih baik. Kelenturan juga berpengaruh pada ruang gerak sendi yang memungkinkan pola gerak menjadi lebih beragam.
Beberapa jenis olahraga memberikan beban lebih besar pada lutut yaitu olahraga dengan tipe high impact (olahraga dengan banyak gerakan melompat dan berputar) seperti basket, sepak bola, beladiri, bulu tangkis, dan lain-lain.
Adapun pekerjaan yang melibatkan fisik seperti bertani, pekerjaan konstruksi, dan kuli angkut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera lutut.
Cedera yang tidak ditangani dengan baik juga memiliki risiko untuk berkembang menjadi cedera yang lebih parah.
Ada kemungkinan cedera merambat ke bagian lain seperti cedera otot paha, cedera pinggang, atau cedera pada lutut yang sebelumnya tidak cedera sebagai kompensasi tubuh yang menahan beban lebih besar karena melindungi bagian yang cedera.
Berikut adalah gejala yang dialami jika cedera lutut terjadi:
Cedera ini terjadi pada jaringan ikat yang mempertahankan posisi dan kestabilan sendi. Ada 2 jenis ligamen yaitu collateral yang berada bagian samping lutut dan cruciate/cruciatus yang bersilang di bagian depan dan belakang lutut.
Tingkat keparahan cedera dibagi atas 3 tingkatan :
Patah tulang terjadi pada tulang yang membentuk tempurung lutut. Pada kasus benturan keras, tulang ini bisa patah dan mencederai bagian yang lain
Robekan terjadi pada bantalan tulang yang mencegah gesekan dan benturan ujung tulang paha dan betis. Cedera ini bisa diakibatkan dari gerakan berputar dan perubahan arah mendadak yang berpusat pada lutut. Selain gerakan, pengaruh artritis dan faktor penuaan juga bisa mengikis meniskus.
Lutut merupakan muara beberapa otot seperti otot paha dan betis sehingga ujung otot (tendon) rentan terjadi peradangan akibat benturan, atau tertarik hingga putus.
Bursitis adalah kondisi radang pada kantung yang berisi cairan yang menjadi peredam di luar sendi lutut yang memungkinkan tendon dan ligamen bisa bergerak secara halus tanpa gangguan. Kantung ini disebut bursae dan peradangannya disebut bursitis.
Berbeda dengan fraktur atau patah tulang, dislokasi berarti tempurung lutut keluar dari posisi seharusnya.
Seperti biasa, pesan mencegah lebih baik daripada mengobati akan disampaikan disini. Ketika cedera, keadaan lutut belum tentu bisa kembali seperti semula terutama jika cederanya membutuhkan operasi pembedahan untuk rekonstruksi bagian yang cedera.
Berikut usaha yang bisa dilakukan untuk mencegah cedera lutut:
Semakin besar berat badan, makin besar pula beban pada lutut.
Hindari olahraga yang berisiko kecuali jika kamu sudah latihan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga tersebut.
Awali latihan dengan gerakan yang ringan dan pola gerak yang benar. Pola gerak yang salah akan menjadi kebiasaan yang berisiko mempercepat terjadinya cedera jangka panjang. Saat sudah menjadi kebiasaan, pola gerak akan lebih sulit diubah.
Kedua aspek ini jangan dilupakan. Kekuatan otot dibutuhkan untuk mengurangi beban pada lutut. Sedangkan kelenturan memaksimalkan ruang gerak sendi sehingga cedera bisa diminimalisir
Tidak semua jenis latihan sesuai dengan kondisi tubuhmu. Gerakan latihan dengan jenis high impact memang terlihat lebih dinamis dan menyenangkan, tapi belum tentu cocok untuk yang belum pernah latihan jenis gerakan tersebut terutama bagi yang memiliki berat badan berlebih.
Seperti mayoritas cedera muskuloskeletal, Prosedur Rest, Ice, Compress, Elevation (RICE) hendaknya dilakukan untuk mengurangi dampak cedera dan mencegah terjadinya cedera yang lebih parah.
Segera bawa ke pelayanan kesehatan agar bisa dilakukan pemeriksaan dengan alat yang lebih lengkap (Rontgen atau MRI). Sebaiknya, hindari mengurut bagian yang cedera karena bisa membuat cedera makin parah.
Adapun untuk pemulihan pasca cedera langkah berikut bisa dilakukan:
Karena tanda utama cedera lutut adalah “locking knee” dimana lutut kehilangan kemampuan untuk menekuk dan membuat otot penopangnya menjadi kaku jika dibiarkan dalam waktu lama. Fokus pada pergerakan alami fleksi dan ekstensi lutut (perubahan posisi lurus dan menekuk lutut).
Setelah ruang gerak kembali , lakukan stretching otot-otot disekitar cedera sehingga kekakuan otot sedikit demi sedikit menghilang.
Lakukan latihan seperti wall squat, leg raises, leg curl dan leg extention. Untuk latihan endurance, renang dan bersepeda bisa jadi pilihan karena latihan tersebut bebas benturan yang membahayakan kondisi lutut pasca cedera.
Karena tidak digunakan dalam waktu lama, belajarlah menyeimbangkan kekuatan agar kekuatan relatif sama dengan kaki yang tidak cedera. Latihan berdiri satu kaki dan dan latihan menggunakan resistance band bisa jadi pilihan.
Cedera lutut bisa dialami orang dengan berbagai usia akibat dari berbagai faktor mulai dari ketidaktahuan cara latihan, faktor berat badan, faktor penuaan, dan faktor kecelakaan.
Biasakan mencari informasi tentang latihan yang sesuai dengan keadaan tubuhmu saat ini untuk meningkatkan faktor keamanan dalam latihan.
Latihan atau berolahragalah dengan alat pelindung dan lakukan di tempat yang rata untuk menghindari cedera.
Cedera lutut adalah salah satu cedera yang membutuhkan waktu panjang untuk pemulihan sehingga lebih baik dihindari dengan menjauhi faktor risikonya.
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, biaya yang dikeluarkan untuk cedera lutut terbilang mahal. Terutama, pada cedera yang membutuhkan operasi pemulihan.
Maka dari itu, yuk peduli dan lindungi lututmu, karena lutut akan menopang hidupmu kini dan nanti.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article. https://accounts.binance.com/pl/register?ref=VDVEQ78S
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!